Di usia muda ini, kau dan
aku tentu senang menikmati berbagai pengalaman unik dan berkesan. Tiap kali
kita berhasil melewati suatu fase atau momen yang begitu menguras pikiran dan
tenaga, kita terbiasa menyelipkan self-rewarding berupa saat-saat dimana
kita menggunakan uang untuk memberikan kesenangan pada diri, entah itu nongkrong
di coffee shop, mabar bersama kawan, shopping, or anything else that raise
our happiness hormones to the roof. But there’s one thing…
Pandemi telah mendisrupsi pandangan kita terhadap kemungkinan perubahan yang sejak dulu tak pernah bisa diprediksi secara pasti. Salah satunya finance. Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata itu. Yups, Money and all that sorts of thing. Beberapa dari kita pasti merasakan saat dimana pengeluaran melebihi pemasukan, khususnya di awal pandemik.
What it feels like?
Bagaimana sensasi
kekosongan pada dompet dan kantong, ketika melihat harga barang yang kau
inginkan mendapat diskon dan promo? Sensasi gregetan itu pasti menyeruak. Disisi
lain, keresahan tentang kurangnya pemasukan dari pengeluaran akan membuat manajemen
keuangan kita mengarah pada perilaku konsumtif. Overspending your money to
just fulfilling your desire, leads to ineffective money management. Then,
bagaimana membentuk kesadaran manajemen keuangan yang baik dan sehat sejak usia
muda?
Financial
healthiness atau sehat finansial, adalah sebuah
pandangan yang merujuk pada pola pengaturan manajemen keuangan dengan tujuan
mencapai financial freedom.
Apa itu Financial
Freedom?
Well, basically,
Financial Freedom berarti kebebasan finansial. Bukan berarti
kita benar-benar terbebas dari segala bentuk masalah keuangan atau sejenisnya. Ini
lebih mengarah ke semacam pola pandangan terhadap manajemen keuangan.
Once we realize how important
to manage money income and outcome, that’s where Financial Freedom begins to grow
in our mindset.
Tapi apakah ini hanya tentang
itu saja? Mengapa penting membentuk kesadaran ini dari usia muda? Bagaimana
dampak ke depannya untuk diri kita?
Fokus dasar dari
kesadaran ini adalah manajemen pemasukan dan pengeluaran. Siapa yang tidak suka
dengan income yang begitu menjanjikan tiap bulannya? Mengetahui betapa
kita merasa menghasilkan banyak bukan berarti kita harus menghabiskan sebanyak
itu juga.
Yups, inilah dasar
pemikiran sehat finansial. Kecenderungan untuk mencari pemasukan besar
seringkali diikuti dengan peningkatan pengeluaran bulanan. Apa pernah merasa
begitu? Yeah, kita sama…
Recently,
banyak orang merasa bahwa pandemik ini begitu buruk hingga mengacaukan berbagai
sektor, khususnya ekonomi. PHK terjadi dimana-mana, industri pariwisata kehilangan
mata pencaharian, daya jual beli masyarakat menurun drastis, karena ketiadaan lapangan
kerja yang memadai, perusahaan mulai mengalami penurunan kinerja, but there’s
a few things that we can learned after this…
Kita tidak bisa
memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya. Terlalu banyak hal yang bisa di
olah oleh otak kita untuk menganalisis kemungkinan yang terjadi di masa depan.
Dalam skala kecil, ini berdampak sangat besar pada tiap individu, khususnya generasi
muda. Dalam hal keuangan, pandemi membuat orang-orang mulai menyadari
pentingnya menabung. Yups, menabung adalah hal telah diajarkan sejak dini,
tentu ingat ketika menabung di celengan tanah liat, celengan kaleng, toples dan
sebagainya? Tentu masih ingat bukan dengan sistem buku tabungan di sekolah
dasar?
Sayangnya, hal seperti
itu tidak dinarasikan secara lebih menyeluruh untuk disebarluaskan. Pemahaman tentang
menabung membuat kita bisa merencanakan lebih baik manajemen keuangan ke
depannya.
Nah, semakin banyaknya
platform untuk memulai menabung yang bisa menjadi alternatif dari menabung di
bank. Investasi! Sebagai salah satu cara untuk menabung untuk perencanaan di
masa depan.
Dulu, kasus investasi
bodong menjadi momok tersendiri bagi orang yang ingin menyimpan uang di masa
depan. Kejadian seperti itu meninggalkan luka mendalam, karena agen investasi
ujung-ujungnya malah menipu sebagian besar nasabahnya. Mulailah saat itu, orang
menjadi ragu memulai investasi. Apakah kalian menangkap akar masalahnya?
Mostly,
dasar masalah kita mudah tergiur investasi dengan bunga besar dalam waktu
singkat adalah pemikiran ingin cepat kaya. Ini bisa menjadi boomerang pada
diri kita, karena keinginan ini hanya sebatas ingin memiliki UANG YANG BANYAK. Well,
justru dari sinilah kita bisa mengarahkan kesadaran untuk mengilhami pola pikir
sehat finansial.
Bagaimana memulai pola
pikir tersebut?
Mulai dari hal paling
sederhana. Memantau pengeluaran dan pemasukan. Peningkatan pemasukan TIDAK
HARUS berbanding lurus dengan peningkatan pengeluaran.
Why?
Karena itu hanya akan
membuat kita semakin kesulitan mengontrol sistem keuangan kita. Bahkan, yang
lebih baik lagi jika kita menetapkan anggaran pengeluaran bulanan untuk bisa
memastikan pembagian uang yang dipakai untuk kebutuhan, self-reward dan
investasi/menabung.
- Kebutuhan. Kita butuh makan dan minum, bensin untuk transportasi, kuota untuk alat telekomunikasi, pulsa listrik, pembayaran PAM dan kebutuhan rumah tangga lain. Nah, dari sini kita bisa menghitung berapa pengeluaran bulanan RATA-RATA jika kita bisa menentukan MANA KEBUTUHAN yang akan membantu kita survive ke depannya. Jika, masih sedikit bingung tentang mana kebutuhan dan keinginan, kalian boleh search tentang HIERARKI KEBUTUHAN menurut Abraham Maslow, it’s worth it.
- Self-Reward. Ini sejujurnya balik ke diri masing-masing. Tentu ingin memberi semacam penghargaan pada diri yang sudah bekerja sedemikan kerasnya? Ya, ini boleh dimasukkan dalam pengeluaran sebagai motivator untuk bisa memberi performa lebih baik dalam hidup ke depannya.
- Investasi atau menabung. Banyak platform yang bisa dipakai memulai investasi yang tentu bisa di cari sesuai arah tujuan investasi masing-masing. Untuk menjamin keamanan investasi, cobalah perhatikan platform yang ingin digunakan apakah sudah terotorisasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau belum, bagaimana background dari perusahaan aplikasi tersebut dan sebagainya. Intinya, cari lebih mendalam apapun tentang platform yang ingin kalian pakai untuk mulai berinvestasi. Jika ingin mendeposito uang di bank, boleh juga, karena di bank keamanannya sangat terjamin. Namun nominal uangnya juga ada standar yang harus diikuti, untuk memberikan perolehan bunga yang maksimal.
Lalu, bagaimana pembagian
pemasukan dan pengeluaran yang baik?
Well, salah satu metode
yang bisa dipakai adalah seperti ini:
Dari total rata-rata
pemasukan bulanan:
- 50% untuk kebutuhan sehari-hari
- 30% untuk self-reward (ini bergantung untuk tiap individu. Bisa divariasikan sesuai rencana keuangan tersendiri)
- 20% untuk investasi/menabung.
Diatas adalah contoh
pembagian anggaran dasar keuangan bulanan, dihitung dari pemasukan rata-rata
tiap bulan. It’s okay, pembagian ini bukan fixed concept,
ini lebih ke contoh pembagian yang optimal untuk dasar-dasar manajemen
keuangan.
Well, itulah semacam
pengantar untuk membangun kesadaran sehat finansial di usia muda. Di post
mendatang, mungkin saya akan ajak menelisik tentang investasi dan berbagai
topik lain untuk membangun pandangan sehat terhadap segala yang terjadi di
sekitar kita. Stay Tune!
27 November 2021
Komentar
Posting Komentar